suatu malam seorang anak perempuan benar - benar menangis tersedu, menangisi ketidakpahaman semua orang akan perasaannya. disaat seperti ini iamenjadi orang bodoh yang ingin kembali ke masa lalu atau sekedar menyesali hidup.
miris, di mata seorang ibu, anak perempuannya sama sekali tidak ada membanggakannya, bahkan ia selalu mencaci dan mencemooh putrinya. lalu dalam tangis putrinya hanya bisa bermimpi, berandai - andai mempunyai orang tua yang setidaknya menghargai jati dirinya. betapa dahsyat segala perkataann seorang ibu itu, sehingga putri itu merasa sama sekali tidak berharga.
semua orang seperti disusahkannya, semua orang digambarkan begitu tidak menyukainya.
di saat putri itu membela diri, lagi - lagi perkataan sinis ia terima. sungguh malang, kecaman seorang ibu itu tidak kepalang.
sama sekali tak ada orang yang mau membelanya, sama sekali tak ada orang yang mau memahami dan menghargai perasaannya, sama sekali tak ada.
melayangkannya nyawanya sendiri, masih ia pikir baik - baik, begitu ingin pergi tapi tak tau kemana yang harus ia tuju.
mungkin itu memang nasib putri yang tak berguna, menjadi caci meski air matanya sudah habis membanjiri.
Allah ya Rabb haarapan ia satu - satunya. Allah ya Rabb tempat pengaduan satu - satunya, Allah ya Rabb yang menentukan segalanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar