Minggu, 01 Januari 2012

paradigma kehidupan

aku menulis ini ketika aku benar - benar kelut. Tuhan kalau saja dosaku tidak lebih banyak dari amalku, mungkin kurelakan malaikat menjemputku bahkan detik ini. aku tak kuat menahan tangis dan sakit ketika telingaku harus mendengar segala keluhan, terlebih dari seorang ibu.
dimana keadilan untukku?, jika dilahirkan sebuah pilihan, sungguh aku tak ingin dilahirkan. ketika orang tua mereka memuji anaknya,mennyemangati anaknya, bahkan memberi segala macam hadiah, aku hanya bisa menelan ludah, ku lihat lagi ke atas langit berharaap Kau memandangku dari atas sana, dan kau tau bagaimana aku pun mendeerita menjadi diriku sendiri. aku duduk dan menangis terisak,kepada siapa aku harus mengaadu akan segala rasa susah di hidupku, aku merasa terasing dalam duniaku sendiri. aku merasa jadi kerdil seketika, bodooh dan hina bahkan pantaas dicemooh dunia. apakah aku ini dianggapnnya malapetaka? hingga cacian - cacian itu ia hantarkan padaku. tanpa dia taaahu bagaimana aku pun lelah menjadi pesuruh dan pelampiasan keluh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar