Jumat, 08 Juni 2012

kecemasan, kebingungan dan keragu - raguan menyongsong perubahan

aku selalu berpikir, tapi lagi - lagi hanya berpikir dengan tangan kosong tanpa tindakan. menyesal, marah, membenci, memaki, dan memalsukan jati diri. ternyata itu semua memuakkan, hanya membawa pada jurang nista menuju kehancuran.
ku katakan lagi pada serpihan kecil yang berdetak, ajaib, dan penuh rasa, aku ingin melepas semua itu, aku ingin terbang bebas bak merpati indah penuh kedamaian.
entah mengapa dendam, kebencian dan kedengkian mulai mudah merasuk setiap detiknya pada urat nadi manusia. melahirkan manusia - manusia keras, berhati baja dan tak lagi peduli akan sebuah dosa.
aku mengeluh,kesal dan menyatukannya dalam sebuah pertanyaan kepada Tuhan. "Aku harus bagaimana Tuhan? tidakkah kau mampu mengambil segala kotoran yang membusuk di hati manusia ini? tidakkah kau mampu segera mengubahku ?". setelah itu, aku berpikir lagi, dan akhirnya aku tertawa terbahak - bahak, apa yang ditertawakan? ya aku berjalan berhadapan dengan cermin panjang berbingkai hitam, lalu aku tertawa lagi. siapa yang aku tertawakan? Oh ya aku tau dia adalah diriku sendiri.

aku menelusuri lagi tangga, ku tatap seorang wanita paruh baya berselonjor diatas kasur yang minimalis, ku tatap dari ujung kaki hingga rambutnya yang memutih, ku teteskan air mata kini. ku menghentikan ketukan kaki diatas tangga kayu itu, ku alihkan posisi, duduk dan bersandar lemah pada tembok. ku bekap mulut menahan isakan, lalu aku bertanya lagi kepada Tuhan. "apa yang harus aku lakukan untuknnya? adakah guna ku untuknnya? masihkah aku bisa berdiri tegak membanggakannya?". Aku terdiam lagi karena tak ada jawaban dari Tuhan, bukan tak ada tapi jika Tuhan mampu langsung berkata pasti ia akan lantang mengatakan "Jawaban itu ada pada dirimu sendiri"
Ku hapus lagi air mata, berharap esok, lusa ada perubahan dalam diriku meskipun sekecil butir gula, yang terpenting itu manis dan berguna...
Ku berbaring dan kemudian ku ucapkan bissmilah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar