Sabtu, 10 Desember 2011

ini sebagian puisi karya saya,,, mohon maaf masih pemula :D


Caraku
Kemarahanmu menjadi senyumanku
Kejengkelanmu membuat rasa bahagia untukku
Bukan, bukan maksudku bersuka ria atas kesalmu
Namun inilah cara ku , cara konyolku

Aku yang ingin semakin dekat denganmu
Aku yang mungkin haus dengan perhatianmu
Aku yang nyaman melihat gerai rambutmu
Dan aku yang teduh melihat indah matamu

Ku robek secarik kertas dalam tumpukan tebal itu
Ku lihat wajah marahmu yang justru ku inginkan darimu
Ku berikan tumpukan buku tebal di depanmu
Kau pun semakin bingung dengan tingkah aku yang mengagumimu



Buaian Kasih
Lembut tangannya menyentuh dengan halus
Memberi rasa dan aroma kasih sayang
Membuatku semakin ingin dan haus
Tatapan matanya dan lembut senyumnya yang membuatku kepayang

Dia bukan hanya bidadari sempurna yang Tuhan ciptakan
Tapi dibumbui seribu diam dan kesedarhanaan diri
Memancar bersinar seakan nampak berjuta kecantikan
Begitu indah dirimu yang sulit untuk ku dekati

Kesalahan itu memang kubuat sengaja
Mencuri waktu untuk bisa melihat tatapan matamu
Aku tidak ingin sadar bahwa aku sedang jatuh cinta
Biarlah waktu yang membuat aku dan kau menyatu



Naluri Polos
Didekatmu memang ku inginkan dan ku dambakan
Naluri ku yang memilih dan merasa nyaman disampingmu
Kau berbeda dengan yang lain kau penuh kesederhanaan
Perasaanku yang menggebu – gebu namanya pun aku tak tau

Aku hanya si anak mungil yang kagum pada teman sebaya
Aku hanya si anak mungil yang begitu senang melihat mata teduh itu
Aku hanya si anak mungil yang kehilangan cara untuk mencinta
Aku hanya si anak mungil yang mengungkapkan dengan rusuh
Lalu, apa kau mengerti?
Aku dengan segala kerusuhanku yang selalu membuatmu marah
Apa kau juga ketahui?
Aku bahagia ketika melihat rona pipi mu berubah menjadi merah


Nikmat Cinta Muda
Waktu tidak bisa ku katakan begitu singkat  namun tidak juga lambat
Waktu yang melahirkan dan menyatukan perasaan yang datang sendiri
Begitu kuat, begitu ingin selalu dekat dengan hati yang di tambat
Dan hari demi hari kau lah yang terindah yang selalu menemani

Memang benar perasaan dua insan tidak memandang generasi
Karena cinta bukan hal yang begitu mudah di jabarkan
Perkataan mereka yang tua, aku sungguh tidak perduli
Karena cinta tidak hanya mereka yang bisa rasakan

Seperti nyiur yang melambai yang menenangkan
Bagaikan desiran ombak yang begitu menggenjolak
Dan hati ku yang berdebar – debar tak tertahankan
Batin yang tulus yang tak pernah mampu tuk mengelak

Karena mu
Alasanmu ingin di dekatku aku tak begitu mengerti
Mengapa kau senang membuatku merengutkan dahi aku pun bingung sendiri
Namun dalam sekejap detik kau pun ingin membuat aku bahagia
Berusaha bahkan mungkin hingga kau habis tenaga

Sungguh aku pun tidak tau rasa dan naluri ku
Aku luluh dalam marahku
Aku luluh dalam kesalku
Dan aku memang luluh karenamu

Memakimu untuk menutupi suka ku
Mengacuhkan mu untuk menutupi rasa
Dan aku terlena olehmu
Terbawa buai asmara dalam belia



Kuat Hampa
Bukannya aku membatu
Hanya saat ini, hampa lah yang menemani
Aku memang punya cinta sepertimu
Tapi untuk seseorang yang ingin ku temui

Nyata rasamu tak mampu menembus relung rindu
Rindu ku akan teman kecil yang membuai dan menenggelamkan ingatan
Untuk memberi rasa padamu, bukan ku tak ingin, hanya saja tak mampu
Aku roboh dalam atap kuat dan lelap dalam kepedihan ingatan

Masa lalu, masa kecil, dan masa yang abadi
Wajah manis dan senyum membuai masih membuatku kepayang
Sosok perempuan kecil yang begitu ku kasihi
Akan selalu menjadi memori yang indah untuk dikenang

Aroma Cinta sosok mu
Berapa pun oktaf suaramu meninggi aku tetap tahu akan ciri
Bagaimana pun rubah gaya rambutmu aku tetap mengenali
Waktu yang lama tak mampu membuatku lupa diri
Sosok wanita itu tetap ku ingat karena ku kasihi

Kelembutanmu masih sama seperti dahulu
Getaran dadaku saat disisimu masih begitu menggebu
Sekujur tubuh yang dengan hitungan detik menjadi kaku
Melihat sosokmu yang begitu aku rindu

Satu kata terucap membuat hempasan angin terasa kencang
Menyentuh badan dan hatiku dengan begitu tenang
Didalam mata dengan sendirinya semua terkenang
Batinku ingin merengkuhmu hingga tak pernah renggang



Melodi Rindu

Ku lihat ribuan pertanyaan dari pancar matamu
Ku terka ratusan rindu dari hangat pandangmu
Sedih dan pilu bila ku tau penantianmu
Tanpa penat kau tetap mengingatku

Engkau gadis kecil yang juga amat ku rindu
Mengatakan isi hati sampai saat ini ku tak mampu
Jika kau kira ada benci maka itu amat keliru
Hanya bisa ku simpan kenyataan pahit itu

Bukannya esok ku tak ingin melihat senyumu
Namun ada derita yang begitu membelenggu
Yang begitu kuat mencengkram akal dan pikirku
Sungguh tiada berdaya jiwa dan ragaku



Bertanya dalam Bisu
Begitu tidak berwarnakah aku dimatamu?
Sekeras itukah hatimu membatu?
Aku yang selalu mengelus punggungmu dikala lelahmu
Aku yang menyerahkan segenap jiwa dan ragaku untukmu

Mereka berkata hawa sepertiku indah bagai biola
Matanya mengerling tajam menatap seperti mangsanya
Puja – puji menyorotkan nafsu duniawi
Pada aku!,  Gadis yang enggan kau jamahi

Kucoba meraih tanganmu untuk menggenggamku
Kau tangkis lagi sebelum sempat sampai raihanku
Lalu ku lihat raut wajahmu itu
Senyum datar bermakna mengacuhkanku




Gejolak Asa
Sorot matamu membuat semua buyar
Senandung bahagia serta rindu yang amat terpancar
Menepis rasa – rasa pilu yang lama hambar
Tumbuh kuat hingga begitu mengakar

Khilafku atau justru rasa nikmatku
Mengalun syahdu dengan kehangatan dalam sandaranmu
Dia yang kini ada disisiku
Sejenak masuk kedalam lembah hitamku

Bayangan indah masih selalu menuntun hatiku
Akan puluhan rindu yang lama bersemayam dalam tubuhku
Melupakan sosok baru yang kini tengah hadir dalam hidupku
Pergi perlahan – lahan dalam pikiranku bagai debu




Kepadamu
Kepadamu kuberikan beribu – ribu sajak rindu
Menantimu dan lembutnya elusan tanganmu
Detakan jantung beradu didalam lirih
Berharap dalam diam yang membuat perih

Cinta sepenuhnya kusandarkan dalam hatimu
Menanti engkau membalas tatapan rindu
Jauh kurasakan jarak diantara kita
Hingga tak kurasa ketulusan cinta

Betapa berharga seluruh sentuhan lembut
Nyaris hilang dan mudah untuk direnggut
Kekuatan rindu yang menjadi ribuan Tanya
Akankah tuhan mau menakdirkan cinta




Bahasa Hati yang Tersembunyi
Tidak ku pungkiri aku mempunyai seseorang disisiku kini
Begitu tulus mencurahkan kasih dan sayangnya
Namun, tak sanggup ku curahkan seisi hati
Mengatakan hatiku bukan untuknya

Kucoba lagi menikmati indah hadirnya
Namun yang terbayang hanya sosok gadis mungil yang ku kenal dulu
Bukan karena dia tidak seindah bunga mawar yang mekar setiap harinya
Tapi sosok itu yang mampu menggetarkan seluruh tubuhku

Jangan pandang aku dengan tatapan memelasmu
Sungguh aku tak sanggup untuk menyakiti
Selama ini kubiarkan kau mengisi harian hampaku
Namun tak bisa, kau ku kasihi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar